DEFINISI, ASPEK DAN TUJUAN ERGONOMI

DEFINISI, ASPEK DAN TUJUAN ERGONOMI

1. Ergonomi

Istilah yang mengatakan “ergonomi yang berasal dari bahasa Yunani”, dimana ergon yang berarti “kerja”, nomos berarti hukum-hukum alam. Maka dari itu ergonomi diartikan sebagai studi yang menjelaskan tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja berdasarkan anonim, psikologi, engginering, perancangan dan manajemen. Negara ini sendiri Indonesia sering menggunakan istilah kata ergonomi, akan tetapi pada beberapa negara seperti halnya pada negara Skandinayia yang menggunakan suatu istilah “Bioteknologi” dan Amerika sendiri menggunakan suatu istilah “Human Engineering” dan bisa diebut juga “Human Factors Engieering”. Pengalaman yang menunjukan kalau aktifitas maupun pekerjaan yang biasa kita lakukan, kalau dilakukannya tidak ergonomis maka bisa mengakibatkan cidera atau ketidaknyamanan, harga yang tinggi, kecelakaan maupun penyakit dari kerja yang berlebih, performa seseorang dapat menurun dan dapat berakibat penerunan pada efisiensi serta daya tingkat kerja.1

Ergonomi merupkan suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan kemampuan serta keterbatasan yang ada pada diri manusia pada bagian ilmu dimana ilmu tersebut memerlukan suatu pembelajaran tentang bagian area pada pengaplikasian ergonomi itu sendiri dan batasan yang ada pada setiap diri manusia untuk membuat desain suatu sistem kerja.2 Sudah lama ergonomi menjadi perkembangan pada budaya manusia. Ilmu ergonomi sendiri sudah mulai berkembang saat manusia sesuatu baik itu benda maupun barang yang sederhana, contohnya pada saat membuat yang alat yang dibuat dalam melakukan pekerjaannya yang dilakukan sehari hari serta memperbaiki benda atau alat yang biasa digunakan tersebut hingga alat tersebut bisa dipergunakannya kembali dan dapat mempermudah penggunanya.3

Sikap pada tubuh saat bekerja merupakan gambaran pada poisi tubuh, kepala serta anggota tubuh pada hubungan pada bagian tubuh ataupun pada letak grafitasinya. Ketidaksamaan pada manusia serta alat dapat mengakibatkan kelelahan serta berbagai penyakit yang awalnya menimbulkan keluhan yang dapat menunjang untuk terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kerja, penerapan ergonomi akan mengurangi beban kerja walaupun dugaan keteledoran pekerja banyak terjadi dan mengakibatkan kecelakaan kerja.4

Ergonomi merupakan ilmu yang dapat mengatur tugas ataupun pekerjaan untuk bekerja secara personal. Lingkungan manufaktur biasanya berbagai studi yang berbasis ergonomi sudah diterapkan yang dapat membawa tingkatan pada suatu hubungan antara manusia pada mesin.5 Ergonomi mempunyai tujuan sosial atau bisa disebut juga dengan kesejahteraan serta tujuan ekonomi atau kinerja sistem total. Ergonomi mempertimbangkan fisik manusia serta aspek psikologis dan ergonomi juga dapat mencari teknis serta organisasi.6

 

2. Definisi Ergonomi

Untuk lebih memahami ergonomi perlu ditampilkan kembali definisi ergonomi yang disebutkan oleh para ahli terdahulu, dimana secara umum definisi ergonomi membicarakan masalah yang terdapat hubungan antara pekerjaan manusia serta tugas yang diberikannya dan desain dari pekerjaannya pada objek digunakannya. Dibawah ini merupakan definisi ergonomi yang disebutkan oleh beberapa para ahli:1

  1. (Pheasant, 1988) mengatakan ergonomi merupakan aplikasi informasi ilmiah tentang manusia (metode ini untuk memperoleh informasil) untuk masalah desain.
  2. (Corlett & Clark, 1995) mengatakan ergonomi merupakan studi tentang kemampuan serta karakteristik manusia yang dapat mempengaruhi desain peralatan, sistem serta pekerjaannya.
  3. (Annis & McConville, 1996) mengatakan ergonomi merupakan kemampuan dalam menerapkan informasi yang mengenai tentang karakter manusia, kapasitas serta pembatasan desain tugas manusia, sistem mesin, ruang hidup maupun lingkungan sehingga orang dapat hidup, bekerja serta bermain dengan aman, nyaman efisien.
  4. (Manuaba, 1998) mengatakan bahwa desain yang ergonomis merupakan penerapan faktor manusia, informasi sebagai desain alat, mesin, sistem, tugas, pekerjaan serta lingkungan yang berfungsi manusia yang produktif, aman, nyaman serta efektif.
  5. (IEA Council, 2000) mengatakan bahwa ergonomi merupakan prihatin pada pemahaman dalam hubungan antara manusia dengan lainnya pada elemen yang dihasilkan dari suatu sistem guna mengoptimalkan kesejahteraan untuk manusia serta kinerja suatu sistem keseluruhan.6

 

Pada definisi tersebut kita bisa mendefiniskan ergonomi “Ergonomi merupakan ilmu maupun seni serta penerapan dalam teknologi yang digunakan untuk menselaraskan maupun mnyeimbangkan segala fasilitas yang biasa digunkan baik untuk beraktifitas ataupun pada saat beristirahat dengan kemampuan mamupun keterbatasan pada manusia dalam fisik ataupun mental hingga tercapainya kualitas pada hidup secara keseluruhan dan menjadi lebih baik lagi”.6

Apapun beberapa hal yang dimaksud dengan kualitas hidup pada manusia sebagai pekerja, organisasi perburuhan internasional menetapkan secara umum sebagai berikut:1

  1. Pekerjaan diharuskan menghormati kehidupan serta kesehatan para pekerja.
  2. Pekerjaan diharuskan meninggalkan pekerja dalam waktu luang agar beristirahat serta bersantai.
  3. Pekerjaan diharuskan memungkinkan pekerja dalam melayani masyarakat serta mencapai pemenuhan diri pekerja tersebut dalam mengembangkan kapasitas untuk pribadinya.

Oleh karena itu pencapaian pada kualitas hidup manusia secara dalam optimal, pada tempat kerja maupun pada lingkungan sosialataupun lingkungan keluarga yang menjadi tujuan utama dalam melakukan penerapan ergonomi.

 

3. Aspek Pendekatan Ergonomi

Dalam perancangan pada stasuin kerja berkaitan dengan dunia perindustrian, terdapat beberapa aspek yang wajib dipertimbangkan dalam pendekatan suatu ergonomi, yaitu:7

  1. Sikap ataupun Posisi Kerja
  2. Kondisi dalam lingkunagan kerja
  3. Dalam efisiensi pada ekonomi gerakan serta pengaturan pada fasilitas kerja

 

4. Tujuan Pada Ergonomi

Pada umumnya tujuan pada penerapan ergonomi sebagai berikut :1

  1. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada fisik dan mental seseorang melalui cara untuk pencegahan terhadap cidera ataupun penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan, dapat menurukan atau mengatasi beban kerja fisik maupun mental, mengoptimalkan promosi serta kepuasan pada seseorang pada saat bekerja.
  2. Mampu memaksimalkan kesejahteraan sosial pada peningkatan soal kualitas kontak sosial, dapat mengelola atau mengkoordinir baik secara tepat dan memaksimalkan jaminan sosial dari jangka waktu usia yang produktif maupun hingga tidak produktif.
  3. Mampu menciptakan keseimbangan secara rasional antar berbagai aspek seperti aspek budaya, aspek ekonomis, aspek teknis dan aspek antropologis pada setiap sistem dalam bekerja yang dapat dilakukan hingga terciptanya kualitas seseorang dalam bekerja dan kualitas hidup seseorang yang tinggi.

 

5. Konsep Dalam Keseimbangan Pada Ergonomi

Ergonomi bisa didefinisikan sebagai suatu ilmu maupun seni serta teknologi dimana berupaya dalam menyerasikan alat maupun cara serta lingkungan kerja terhadap kemampuan atau kebolehan seseorang dan ketebatasan yang dimiliki oleh manusia, yang berpengaruh pada manusia dalam berkarya dengan sebaik-baiknya tanpa hambatan atau pengaruh yang buruk pada pekerjaannya. Pada sudut pandangnya, antara tuntutan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada seseorang bersamaan dengan kapasitas kerja yang diwajibkan selalu masuk dalam garis seimbang dicapai performa kerja yang dikategorikan tinggi. Bisa disebutkn tuntutan suatu tugas atau pekerjaan pada seseorang tidak boleh masuk dalam kategori terlalu rendah atau biasa disebut (underload), dan sebaliknya tuntutan suatu tugas atau pekerjaan pada seseorang tidak boleh masuk dalam kategori (overload) atau bisa disebutkan terlalu tinggi. Dikarenakan keduanya bisa menyebabkan dampak stress pada seseorang.1 Kelelahan kerja dapat memungkinkan penurunan prestasi serta motifasi oleh pekerja tersebut pada saat melakukan pekerjaannya.8

 

Sumber :

  1. Tarwaka and S. H. A. Bakri, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. 2016.
  2. Hendri, H. Handi, A. Andy, and H. Henny, “Analisis Postur Tubuh Pekerja Menggunakan Nordic Dan Rula Pada Pekerja Sekretariat,” Ina. J. Ind. Qual. Eng., vol. 6, no. 2, pp. 17–23, 2019, doi: 10.34010/iqe.v6i2.1389.
  3. Anita, N. Aziz, and M. Yunus, “Pengaruh Penempatan Dan Beban Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Mobilitas Penduduk Aceh,” Manajemen, vol. 2, no. 1, pp. 67–77, 2013.
  4. Kerja, S. Kerja, D. A. N. Kejadian, and S. Karpal, “Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Kejadian Sindrom Karpal Pada Pembatik,” J. Kesehat. Masy., vol. 7, no. 2, pp. 170–176, 2012, doi: 10.15294/kemas.v7i2.2814.
  5. Huck-Soo, N. HayatiSaad, A. A. Rashid, N. Yusoff, and M. R. M. Redza, “Ergonomic improvements in the handling of fibre insulator sheets cutting,” J. Teknol., vol. 76, no. 11, pp. 37–41, 2015, doi: 10.11113/jt.v76.5907.
  6. Dul and W. P. Neumann, “Ergonomics contributions to company strategies,” Appl. Ergon., vol. 40, no. 4, pp. 745–752, 2009, doi: 10.1016/j.apergo.2008.07.001.
  7. Kristanto and R. Manopo, “PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING YANG ERGONOMIS GUNA MEMPERBAIKI POSISI KERJA OPERATOR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA Studi kasus di Perusahaan Anode Crome Yogyakarta,” J. Inform. Ahmad Dahlan, vol. 4, no. 2, p. 102600, 2010, doi: 10.26555/jifo.v4i2.a5278.
  8. Irawati and D. A. Carollina, “Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Operator Pada Pt Giken Precision Indonesia,” Inovbiz J. Inov. Bisnis, vol. 5, no. 1, p. 51, 2017, doi: 10.35314/inovbiz.v5i1.171.

 

 

Konsultan Psikologi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *