PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT DAN CONTOH PROBLEM SOLVING DI DUNIA KERJA

PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT DAN CONTOH PROBLEM SOLVING DI DUNIA KERJA

A. APA PENGERTIAN PROBLEM SOLVING ?

Berikut beberapa pengertian dari problem solving menurut ahli :

1. George Pólya

Problem solving adalah proses intelektual yang bertujuan untuk menemukan solusi yang memuaskan untuk masalah yang tidak terpecahkan atau sulit.

2. David G. Ullman

Problem solving adalah kegiatan mental yang melibatkan identifikasi, analisis, dan penyelesaian masalah yang timbul dalam konteks tertentu.

3. Allen Newell dan Herbert A. Simon

Problem solving adalah proses pencarian solusi untuk memenuhi tujuan tertentu, dimana solusi tersebut dapat ditemukan melalui berbagai strategi seperti pemecahan masalah berbasis aturan atau pemecahan masalah berbasis pengetahuan.

4. John Dewey

Problem solving adalah aktivitas intelektual yang melibatkan identifikasi, analisis, dan pemecahan masalah dengan mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang diambil.

5. Jerome Bruner

Problem solving adalah proses kognitif yang melibatkan penemuan, pengujian, dan implementasi solusi untuk masalah yang dihadapi individu.     

6. Prof. Dr. Djumilah Hadiwidjojo

Problem solving adalah kemampuan individu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai strategi yang relevan dan efektif.

7. Prof. Dr. H. Johni Najwan

Problem solving adalah proses mental yang melibatkan pemikiran kritis, kreatif, dan sistematis untuk mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi individu atau kelompok.

8. Prof. Dr. H. M. Arsyad Thaha

Problem solving adalah kegiatan kognitif yang melibatkan penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan strategi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan.

9. Prof. Dr. Sumaryanto

Problem solving adalah proses aktif yang melibatkan identifikasi, analisis, dan penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan berbagai faktor kontekstual yang ada.

10. Prof. Dr. Heru Nugroho

Problem solving adalah kemampuan individu untuk memecahkan masalah dengan efektif dan efisien, yang melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap masalah serta penerapan strategi yang tepat untuk mencapai solusi yang diinginkan.

 

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari problem solving adalah proses mental yang melibatkan pemikiran kritis, kreatif, dan sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi individu atau kelompok. Proses ini melibatkan penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang relevan dan efektif, serta mempertimbangkan berbagai faktor kontekstual yang ada. Tujuan utama dari problem solving adalah untuk mencapai solusi yang memuaskan terhadap masalah yang dihadapi, dengan mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang diambil. Kesimpulannya, problem solving merupakan kemampuan intelektual yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.

 

B. APA TUJUAN DARI PROBLEM SOLVING ?

Tujuan dari problem solving adalah untuk mencapai solusi yang memuaskan terhadap masalah yang dihadapi. Proses problem solving bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi Masalah

Memahami dengan jelas sifat masalah yang dihadapi serta faktor-faktor yang terlibat dalam situasi tersebut.

2. Menganalisis Masalah

Melakukan analisis mendalam terhadap masalah untuk memahami penyebab, implikasi, dan kemungkinan solusi yang mungkin.

3. Menemukan Solusi

Mengembangkan ide-ide dan strategi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, baik melalui pemikiran kreatif maupun pendekatan yang sistematis.

4. Mengimplementasikan Solusi

Menerapkan solusi yang telah ditemukan dengan mengambil tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Mengevaluasi Hasil

Menilai efektivitas solusi yang telah diterapkan dan memperbaiki atau mengadaptasi jika diperlukan.

Dengan demikian, tujuan utama dari problem solving adalah untuk membantu individu atau kelompok dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.

 

C. APA MANFAAT DARI PROBLEM SOLVING ?

Ada banyak manfaat dari praktik problem solving, antara lain:

1. Peningkatan Kemampuan Kognitif

Melalui pemikiran kritis, analitis, dan kreatif yang diperlukan dalam problem solving, seseorang dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya secara keseluruhan.

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Problem solving melibatkan pembuatan dan penemuan solusi yang baru dan kreatif, yang membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

3. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Latihan secara teratur dalam problem solving membantu seseorang menjadi lebih terampil dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan berbagai jenis masalah.

4. Peningkatan Kemampuan Pengambilan Keputusan

Dengan mempertimbangkan berbagai opsi solusi dan konsekuensinya, problem solving membantu seseorang menjadi lebih terampil dalam pengambilan keputusan yang efektif.

5. Peningkatan Kemandirian

Memecahkan masalah secara mandiri memperkuat rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi tantangan tanpa bantuan eksternal.

6. Peningkatan Produktivitas

Dengan mampu mengatasi masalah yang muncul, seseorang dapat bekerja lebih efisien dan efektif, meningkatkan produktivitasnya baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

7. Peningkatan Hubungan Interpersonal

Kemampuan dalam problem solving dapat membantu seseorang dalam menyelesaikan konflik dan bekerja sama dengan orang lain secara lebih efektif.

8. Peningkatan Kualitas Hidup

Dengan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan baik, seseorang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.

Dari manfaat problem solving yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa praktik problem solving memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seseorang. Melalui latihan problem solving, seseorang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi masalah, mengembangkan kreativitas, membuat keputusan yang lebih baik, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, kemampuan ini juga membantu dalam memperkuat kemandirian, memperbaiki hubungan interpersonal, mengurangi tingkat stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, problem solving bukan hanya menjadi keterampilan yang penting dalam konteks profesional, tetapi juga berperan penting dalam membentuk individu yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi tantangan kehidupan.

 

D. BAGAIMANA PROSES DARI PROBLEM SOLVING ?

Proses problem solving melibatkan langkah-langkah tertentu yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Berikut adalah penjelasan tentang proses problem solving secara umum:

1. Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mengidentifikasi dengan jelas apa masalah yang dihadapi. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang sifat dan penyebab masalah tersebut.

2. Pemahaman Masalah

Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah memahami masalah tersebut secara menyeluruh. Ini melibatkan mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis kondisi, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat.

3. Pembuatan Hipotesis

Setelah memahami masalah, langkah selanjutnya adalah mengembangkan hipotesis atau gagasan tentang apa yang mungkin menjadi solusi untuk masalah tersebut. Ini melibatkan pemikiran kreatif dan pemilihan strategi yang tepat.

4. Perencanaan Tindakan

Setelah hipotesis dibuat, langkah berikutnya adalah merencanakan tindakan yang akan diambil untuk menguji hipotesis tersebut atau menerapkannya dalam konteks yang relevan.

5. Implementasi Solusi

Setelah perencanaan selesai, langkah selanjutnya adalah menerapkan solusi yang telah direncanakan. Ini melibatkan pengambilan tindakan yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menerapkan strategi yang telah dipilih.

6. Evaluasi Hasil

Setelah solusi diimplementasikan, langkah terakhir adalah mengevaluasi hasilnya. Ini melibatkan menilai efektivitas solusi yang telah diterapkan, mengidentifikasi keberhasilan atau kegagalan, dan memperbaiki pendekatan jika diperlukan.

7. Refleksi dan Pembelajaran

Proses problem solving juga melibatkan refleksi atas pengalaman yang telah dilalui dan pembelajaran dari proses tersebut. Ini memungkinkan individu untuk meningkatkan keterampilan problem solving mereka di masa depan.

Proses problem solving tidak selalu berjalan secara linear dan dapat melibatkan langkah-langkah yang berulang atau dilakukan secara simultan tergantung pada kompleksitas dan sifat masalah yang dihadapi. Selain itu, fleksibilitas dan kreativitas sering kali penting dalam menemukan solusi yang efektif.

 

E. METODE-METODE PROBLEM SOLVING

Terdapat beragam metode problem solving yang dapat digunakan, tergantung pada sifat dan kompleksitas masalah yang dihadapi. Berikut adalah beberapa metode problem solving yang umum digunakan:

1. Metode 5W+1H

Metode ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dijawab untuk memahami masalah secara menyeluruh, yaitu Who (Siapa), What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana).

2. Brainstorming

Brainstorming adalah teknik yang melibatkan pengumpulan sebanyak mungkin gagasan atau solusi dari berbagai anggota tim tanpa penilaian terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide kreatif dalam waktu singkat.

3. Metode Analisis Root Cause (Akar Masalah)

Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah dengan menanyakan pertanyaan “Mengapa?” berulang-ulang untuk menemukan faktor-faktor yang mendasarinya.

4. Metode Diagram Ishikawa (Fishbone Diagram)

Metode ini menggunakan diagram struktural yang menyerupai tulang ikan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir berbagai faktor yang dapat menyebabkan masalah, seperti manusia, metode, bahan, mesin, lingkungan, dan pengukuran.

5. Metode 6 Langkah (Six Sigma)

Metode ini melibatkan enam langkah yang sistematis dalam menyelesaikan masalah, yaitu define (tentukan), measure (ukur), analyze (analisis), improve (perbaiki), control (kontrol), dan sustain (pertahankan).

6. Metode TRIZ (Teori Rekayasa Sistem Inventif Terstruktur)

Metode ini merupakan pendekatan sistematis untuk mencari solusi kreatif dengan menggunakan pola-pola pemecahan masalah yang telah ditemukan dari penelitian atas ratusan ribu paten.

7. Metode Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan suatu masalah atau situasi tertentu.

8. Metode PDCA (Plan, Do, Check, Act)

Metode ini melibatkan siklus berulang yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), dan tindakan (act) untuk terus-menerus memperbaiki dan mengoptimalkan solusi yang diimplementasikan.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan metode yang tepat tergantung pada karakteristik dari masalah yang dihadapi serta preferensi individu atau tim yang terlibat dalam proses problem solving.

 

F. TIPS MENGASAH KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING

Berikut adalah beberapa tips untuk mengasah kemampuan problem solving:

1. Latihan Secara Berkala

Praktik membuat sempurna. Latihan secara teratur dengan menyelesaikan berbagai jenis masalah akan membantu Anda mengasah kemampuan problem solving Anda.

2. Berlatih dengan Masalah Nyata

Cobalah untuk menerapkan kemampuan problem solving Anda pada masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks pekerjaan atau studi Anda.

3. Gunakan Pendekatan Sistematis

Terapkan pendekatan sistematis dalam menyelesaikan masalah, seperti mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengembangkan hipotesis, menguji solusi, dan mengevaluasi hasil.

4. Gunakan Berbagai Teknik

Kenali dan terapkan berbagai teknik problem solving yang telah ada, seperti brainstorming, analisis root cause, atau diagram Ishikawa, tergantung pada sifat dan kompleksitas masalah yang dihadapi.

5. Pikirkan Kreatif

Latihlah diri Anda untuk berpikir kreatif dengan mengeluarkan ide-ide baru dan tidak konvensional dalam mencari solusi untuk masalah yang dihadapi.

6. Minta Umpan Balik

Mintalah umpan balik dari rekan kerja, teman, atau mentor tentang solusi yang Anda ajukan untuk masalah tertentu. Ini dapat membantu Anda memperbaiki pendekatan Anda dan memperluas pandangan Anda.

7. Belajar dari Pengalaman

Tinjau masalah-masalah yang pernah Anda selesaikan di masa lalu dan pelajari dari pengalaman tersebut. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak, dan gunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kemampuan Anda di masa depan.

8. Terbuka terhadap Belajar

Tetaplah terbuka terhadap pembelajaran baru dan berbagai pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Jangan ragu untuk mencoba hal-hal baru dan terus berkembang sebagai problem solver yang lebih baik.

Dengan konsistensi, latihan, dan sikap yang terbuka terhadap pembelajaran, Anda dapat mengasah kemampuan problem solving Anda dan menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja.

 

 G. CONTOH PROBLEM SOLVING DI DUNIA KERJA DAN CARA MENGATASINYA

 Contoh Masalah :

Tim pengembangan perangkat lunak mengalami kesulitan dalam memenuhi tenggat waktu pengiriman proyek karena terjadi masalah komunikasi dan koordinasi antara anggota tim.

Cara Mengatasinya :

1. Identifikasi Akar Masalah

Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan masalah komunikasi dan koordinasi, seperti kurangnya komunikasi yang efektif, perbedaan pemahaman tentang tanggung jawab, atau kurangnya pemahaman tentang prioritas proyek.

2. Klarifikasi Tanggung Jawab

Pastikan bahwa setiap anggota tim memahami tugas dan tanggung jawab mereka dengan jelas. Ini bisa dilakukan melalui pertemuan tim rutin atau penggunaan alat manajemen proyek yang jelas.

3. Tingkatkan Komunikasi

Dorong komunikasi terbuka dan jelas di antara anggota tim. Jadwalkan pertemuan reguler, gunakan alat komunikasi yang efektif, dan pastikan bahwa informasi penting disampaikan dengan tepat waktu.

4. Fasilitasi Kolaborasi

Buatlah lingkungan yang mendukung kolaborasi dan kerja tim. Gunakan alat kolaborasi seperti platform berbagi file atau aplikasi manajemen proyek untuk memudahkan kerja sama di antara anggota tim.

5. Penetapan Prioritas

Diskusikan dan tetapkan prioritas proyek secara jelas. Pastikan bahwa setiap anggota tim memahami prioritas proyek dan fokus pada tugas-tugas yang paling penting untuk mencapai tujuan proyek.

6. Evaluasi dan Perbaikan

Secara berkala, lakukan evaluasi terhadap kemajuan proyek dan identifikasi apakah masalah komunikasi dan koordinasi telah teratasi atau masih perlu diperbaiki. Lakukan perubahan atau penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas tim.

Dengan mengidentifikasi akar masalah, meningkatkan komunikasi dan koordinasi, serta melakukan perubahan yang diperlukan, tim pengembangan perangkat lunak dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dan meningkatkan kinerja proyek secara keseluruhan.

 

Contoh Masalah:

Sebuah perusahaan manufaktur menghadapi peningkatan tingkat penolakan produk akhir dalam proses produksi, yang menyebabkan penurunan kualitas dan kepercayaan pelanggan.

Cara Mengatasinya:

1. Analisis Penyebab Akar

Lakukan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab peningkatan penolakan produk. Mungkin penyebabnya termasuk peralatan yang rusak, kurangnya pelatihan karyawan, atau perubahan dalam bahan baku.

2. Perbaikan Peralatan

Jika masalahnya disebabkan oleh peralatan yang rusak atau tidak efisien, lakukan perbaikan atau perawatan yang diperlukan untuk memastikan bahwa peralatan berfungsi dengan baik dan memenuhi standar produksi.

3. Pelatihan Karyawan

Pastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk melakukan tugas mereka dengan benar. Berikan pelatihan tambahan jika diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja dan meminimalkan kesalahan.

4. Peningkatan Proses

Tinjau ulang proses produksi untuk mengidentifikasi area di mana perbaikan dapat dilakukan. Mungkin diperlukan revisi pada langkah-langkah produksi atau penggunaan metode kontrol kualitas yang lebih efektif.

5. Penggunaan Bahan Baku yang Berkualitas

Pastikan bahwa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Jika diperlukan, lakukan audit terhadap pemasok bahan baku untuk memastikan kualitasnya.

6. Monitoring dan Evaluasi

Lakukan monitoring yang teratur terhadap proses produksi dan produk akhir untuk memastikan bahwa masalah penolakan telah teratasi. Evaluasi hasilnya dan lakukan tindakan korektif jika diperlukan untuk mempertahankan kualitas produksi yang tinggi.

Dengan mengidentifikasi penyebab akar masalah, melakukan perbaikan yang diperlukan dalam proses produksi, dan memastikan kualitas bahan baku dan keterampilan karyawan, perusahaan manufaktur dapat mengatasi masalah penolakan produk dan meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan.

 

 

Konsultan Psikologi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *